Rabu, 29 Juni 2011

Pesona Keindahan PELANGI


Saat mendengar kata “Pelangi”, apa yang terlintas dalam benakmu? Saya yakin bahwa Anda memikirkan sebuah lengkungan penuh warna. Sebuah busur warna nan indah tak terperi.
Dibalik keindahan busur warna nan indah itu ada sebuah kisah yang patut diperhatikan.
Pelangi terbentuk dari cahaya yang terpisah-pisah bagiannya. Bagian itu disebut spectrum. Spektrum cahaya terdiri dari tujuh warna, merah jingga kuning hijau biru nila ungu. Ketujuh bagian ini harus diurai agar terbentuk warna-warna pada pelangi.
Di alam, pengurai cahaya ini adalah titik-titik air di udara. Air yang semula berujud genangan besar, seperti laut atau danau atau yang lain, harus memisahkan diri dari ‘kawanan’nya untuk bisa beterbangan di udara. Proses ‘pemisahan’ diri ini membutuhkan energy yang berupa panas. Air harus menerima panas untuk dapat terbang bebas di udara. Air di udara inilah yang menyajikan pelangi bagi para penikmatnya di bumi, termasuk kita manusia.

Air yang menerima panas hingga akhirnya dapat menyajikan keindahan pelangi, layaknya manusia yang harus mau menerima keadaan yang tak mengenakkan bagi dirinya hingga akhirnya bisa mengukir pelangi bagi orang lain, atau paling tidak bagi dirinya sendiri.
Lengkungan PELANGI itu adalah lengkungan SENYUM penuh ketulusan.

Jumat, 24 Juni 2011

Seorang Pendamba Kebebasan

Kau tak rela hidupmu dikendalikan hukum tak berdasar
Kau tak rela hak-hakmu direnggut hukum tak berdasar
Kau tak rela impianmu dibatasi hukum tak berdasar
Kau tak rela langkahmu dikekang hukum tak berdasar
Kau tak rela nuranimu ditutupi hukum tak berdasar

Kau tak rela tidur di kasur berbalut hukum tak berdasar
Kau tak rela duduk di kursi berkaki hukum tak berdasar
Kau tak rela berjalan di jalan berbatu hukum tak berdasar
Kau tak rela berlari di lapangan berumput hukum tak berdasar
Kau tak rela makan di meja bertutup hukum tak berdasar



Tapi

Kau rela mengikuti satu hukum ini

F R E E D O M


Kau rela menempati satu tempat ini

K I N G D O M of F R E E D O M